Selasa, 24 November 2009

training of trainer

Review Kegiatan
Training of Trainer, Fasilitator pendidikan Politik. Bakumsu.
Mess Cinta Alam, 5-7 Agustus 2009
Oleh: Foo*

Bentuk kegiatan
Bentuk kegiatan yang didapat dalam training ini terdiri dari Pemberian materi dan tanya jawab dalam ruangan, Nonton Film dan mendiskusikannya yang dilakukan setiap malam, games disetiap kesempatan jeda yang ada, Studi kasus dan Diskusi kelompok, Role Play (bermain peran) dan simulasi.

Materi-materi
Materi dalam ruangan pertama yang diberikan adalah Hak Asasi manusia dan Demokrasi pada tanggal 5 agustus 2009, alasan pemberian materi ini didasarkan pada paradigma fasilitator pendidikan politik yaitu Bakumsu yang menganggap seorang fasilitator politik harus berbasiskan pada nilai-nilai HAM dan Demokrasi. Pemateri dalam tema ini adalah Pdt. Immanuel Ginting, secara garis besar dia menjelaskan posisi HAM dan berseberangannya dengan konsep globalisasi sebagai buah kapitalisme. HAM yang menjamin kebutuhan dasar manusia seperti akses pada Air, Tanah, dan sumber kehidupan lain serta pendukungnya seperti pendidikan bertentangan dengan pandangan paradigma Kapitalisme yang memahami kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan Ekonomis, dimana kebutuhan Ekonomis adalah suatu kebutuhan yang dapat dipenuhi hanya dengan melalui transaksi pasar (jual-beli). Singkatnya bila perspektif HAM melihat kebutuhan-kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan dasar manusia yang wajib dipenuhi oleh Negara yang bertanggung jawab kepada warganya, perspektif Ekonomi pasar melihatnya sebagai komoditi pasar yang bernilai tinggi karena dibutuhkan oleh banyak orang. Mengenai tema Demokrasi, seperti yang sudah banyak dibahas tentang tema tersebut, pembahasan tema ini hanya pengulangan-pengulangan saja yang mengingatkan kita bahwa inti dari demokrasi adalah Kedaulatan Rakyat, dalam pembahasan disinggung juga tentang realitas demokrasi di indonesia, maka terjadilah diskusi kecil tentang demokrasi Substansial dan Demokrasi Prosedural Formal. Realitanya di Indonesia yang terjadi adalah Demokrasi Prosedural Formal melalui pemilu-pemilu dan Pilkada, terpilihnya perwakilan rakyat yang duduk di DPR dan DPRD dianggap sebuah representasi dari demokrasi seutuhnya, tanpa melihat gejala distorsi yang terjadi pada proses pemilu-pemilu tersebut dimana Suara dikonversi menjadi uang atau Uang dikonversi menjadi Suara, belum lagi kecurangan-kecurangan administratif yang terjadi pra dan pasca pemilu hingga terpilihnya perwakilan rakyat yang duduk dikursi dewan perwakilan. Tentu itu bukan demokrasi yang diharapkan untuk merubah keterpurukan bangsa ini, demokrasi substansial yang terwujud dari adanya mekanisme kontrol rakyat terhadap wakilnya belum terlaksana di republik ini. Begitu juga tentang demokrasi di bidang ekonomi, masih jauh dari mimpi kesejahteraan rakyat. Demokrasi prosedural dibidang politik dan persaingan bebas di bidang ekonomi dimana modal paling kuat yang bersuara paling lantang dan bukan kebutuhan mayoritas penduduk miskin.

Materi kedua yang diberikan pada hari kedua di pagi hari adalah Komunikasi Politik. Pemberian materi ini dianggap penting dan relevan dengan tugas dan tanggung jawab seorang fasilitator pendidikan politik. Komunikasi politik yang saya pahami dari pemaparan pemateri dalam training ini adalah cara atau usaha penyampaian ide dengan maksud/tujuan mempengaruhi orang luas untuk menerima ide tersebut.
Apabila politik diartikan sebagai; siapa mendapatkan apa, kapan dan bagamana. Maka Komunikasi Politik adalah siapa mengatakan apa, untuk siapa, melalui media apa, dan bagaimana pengaruhnya. Materi komunikasi politik ini penting dengan sendirinya karena pretensi ada pertarungan ditingkat ide, dan dibutuhkan strategi dan taktik agar ide kita yang menang serta dapat dijalankan ditingkat praksis dan bermanfaat bagi lapisan yang lebih luas yaitu masyarakat secara umum. Materi ini kemudian dilanjutkan dengan materi Analisa Politik.

Materi Analisa Politik merupakan materi teoritis yang ketiga yang diberikan didalam ruangan pada hari kedua sekitar puku 10.30 Wib. dari pemaparan pemateri yang bekerja secara tim, saya dapat mengatakan bahwa analisa politik yang dimaksudkan oleh fasilitator training ini adalah analisa politik yang bersifat praktis, seperti bagaimana memenangkan suara dalam pilkada. Seperti misalnya dalam sebuah wacana yang dilemparkan oleh pemateri tentang partisipasi politik seperti apa yang dapat dilakukan pada tingkat sebuah desa. Pada awal pemahaman saya, saya mengira arahan dari wacana ini adalah kontrol masyarakat terhadap kinerja aparatur pemerintahan desa, namun setelah pemateri melanjutkan pembahasan ternyata yang dimaksud adalah bagaimana mengambil alih posisi/jabatan strategis seperti sekretris desa, kepala desa dan badan perwakilan desa untuk tujuan yang tentu saja pragmatis demi lancarnya seluruh kebijakan yang pro terhadap rakyat. Partisipasi politik masyarakat desa diharapkan terwujud dengan pembentukan kelompok dan pertukaran suara mereka menjadi jabatan. Berikut beberapa catatan mengena materi ini,
Pendekatan analisa politik ada tiga jenis:
1. Pendekatan Aktor
2. Pendekatan Kelembagaan
3. pendekatan Budaya
Langkah-langkah Analisa Politik:
1. Identifikasi Masalah
2. Buat Pertanyaan; 5w 1h
3. Mempelajari/membandingkan masalah di tempat lain
4. Membuat penafsiran dan penjelasan
Dimensi Analisa Politik
1. nilai- nilai (ideologi)
2. Struktur Kekuasaan
3. Budaya
4. Partisipasi
5. Perubahan- perubahan yang ada
Kata kunci dari analisa politik adalah Kuasai informasi (bahan keterangan)

Setelah pemaparan materi Analisa Politik secara teoritis diadakan diskusi kelompok, kelas dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing berjumlah 5 orang untuk menganalisis sebuah isu dan dicari akar masalahnya dan akibat akhirnya serta kaitannya dengan politik. Contohnya adalah masalah kelangkaan pupuk bagi petani, persoalan ini dibahas dimulai dari penyebab terjadinya kelangkaan pupuk tersebut hingga dampak yang diakibatkannya.

Materi selanjutnya yang diberikan pada hari kedua adalah Dasar-dasar Fasilitator.
Dari judulnya tentu saja materi ini sudah dapat ditebak isinya, dalam materi ini pemateri menjelaskan apakah fasilitator itu dan bagaimana fasilitator itu bekerja. Fasilitator pada dasarnya adalah untuk mempermudah, mempermudah materi dan memperjelasnya, pada hari terakhir acara, peserta ditugaskan menjadi fasilitator dalam tim yang terdiri dari dua orang, tiap tim pada hari sebelumnya mendiskusikan jenis fasilitasi apa yag akan dilakukan keesokan harinya dan tema apa yang diangkat, simulasi fasilitator ini adalah akhir dari kegiatan pada Training ini.mengenai tips dan bagaimana memfasilitasi yang baik dapat dilihat pada file softcopy presentasi materi tersebut yang dibagikan pada peserta.

Film yag ditonton dan didiskusikan adalah:

1. Che Guevara, yang menceritakan keheroikan perjuangan revolusi kuba oleh Ernesto guevara
2. Thank you for Smoking, yang menceritakan seorang Lobbyist perusahaan tembakau yang gigih memperjuangkan kampanyenya bahwa merokok tidak berbahaya.

Refleksi
Setelah mengikuti kegiatan ini peserta yang merupakan kelas dasar dalam Training ini berhak dan akan diundang kembali dalam training yang sama dalam kelas lanjutan. Peserta dalam kelas training yang lalu telah berkomitmen untuk membangun relasi dan kesatuan untuk masing-masing dapat memberi kontribusi pada wilayah binaan diluar wilayahnya sendiri. Peserta dapat berkontribusi pada organisasinya dan binaannya masing-masing.

*foo: adalah peserta training yang diutus mewakili SPI sumut bersama Nurhidayat mahasiswa ilmu politik angkatan 2005.